
Berkunjung ke Batur Natural Hot Spring membuktikan bahwa Bali isinya enggak cuma pantai-pantai cantik. Bali juga punya pegunungan yang indah dengan beberapa pemandian air panas yang mengandung belerang alami yang konon berkhasiat bagi kesehatan.
Batur Natural Hot Spring atau yang lebih dikenal dengan pemandian air panas Toya Bungkah adalah salah satu pemandian air panas alami yang ada di Bali. Sesuai dengan namanya, sumber air panas di pemandian ini terletak di tepi Danau Batur. Ada empat sumber air panas yang masing-masing memiliki panas berkisar antara 400C sampai dengan 45 0 C. Tapi tenang saja, karena pemandian ini diapit dua gunung, yaitu Gunung Abang dan Gunung Batur, udara di sekitar Danau Batur ini lumayan sejuk sehingga air panas alaminya terasa hangat dan nyaman di tubuh.

Mengunjungi pemandian ini setelah lelah berjalan-jalan di pagi dan siang hari terasa amat menyegarkan. Pijatan alami yang tercipta dari pancuran-pancuran air hangat membuat kita ingin berlama-lama berada di sana.
Saya beserta adik dan seorang teman mengunjungi tempat ini di siang hari selepas makan siang. Kami mengendarai sepeda motor melalui pegunungan dan persawahan Karang Asem. Oh iya, dari Kuta atau pusat kota Denpasar, pemandian ini dapat dicapai setelah dua jam berkendara.
Batur Natural Hot Spring terletak di tepian Danau Batur, tepatnya di desa Pakraman Batur, Kintamani, Bangli. Danau Batur sendiri adalah danau kawah yang berada di dalam kaldera gunung berapi aktif Gunung Batur hyang terletak di sepanjang aktivitas vulkanik Cincin Api Pasifik. Masih menyatu dengan Geopark Gunung Api Batur yang kaya kontur batuan yang unik dan megah membuat pemandangan di sekitar pemandian ini begitu menakjubkan.
Pemandian ini sepenuhnya dikelola oleh masyarakat adat dan pemangku Desa Pakraman Batur. Dengan menonjolkan arsitektur Bali yang klasik dan alami, Batur Natural Hot Spring ini memang terlihat sederhana dibanding Toya Devasya yang telah lebih dulu terkenal. Pun kita masih dapat melihat hype nya pemandian tetangga ini dari beberapa kursi berjemur yang ada di bagian depan pemandian.
Sebelum mengunjungi Batur Natural Hot Spring, saya sempat mengunjungi beberapa pemandian air panas di kota lain. Diantaranya Pemandian air panas Batu Raden di Jawa Tengah, serta pemandian air panas di Ciater dan Garut di Jawa Barat. Tapi sensasi mandi air panas di Batur Natural Hot Spring ini benar-benar berbeda. Mungkin karena pemandangan Danau Baturdengan pegunungan megah yang tertata sebagai background benar-benar memanjakan mata.

Untuk bisa menikmati hangatnya berenang di tujuh kolam cantik ini kita dikenai biaya masuk sebesar Rp,70.000,-. Biaya ini termasuk fasilitas handuk , loker penyimpanan barang dan toiletries. Jadi kita tidak perlu repot dengan berbagai perlengkapan perang untuk bisa berenang di sini. Kita akan diminta untuk menitipkan deposit sebesar Rp. 100.000,- yang dapat diambil kembali ketika kita mengembalikan handuk.
Di dalam juga tersedia kafetaria yang menyediakan berbagai hidangan dan makanan kecil. A bit pricey untuk kantong saya. Tapi sepadan dengan indahnya pemandangan yang ada. Di seberang kafe ada sebuah bar kecil untuk pecinta minuman dingin dan beralkohol. Kedua bangunan ini mengapit beberapa kursi malas tempat berjemur menghadap danau yang luas dan tenang. Kursi-kursi ini juga tersedia di beberapa sudut, and it’s free of charge.
Tempat ini tutup pada jam enam sore waktu setempat. Jika cuaca masih cerah, kita bisa berfoto di Geopark Gunung Batur yang memiliki kontur batu yang instagramable. Biasanya orang-orang juga akan mengabadikan momen indahnya Danau Batur di menara pandang. Oia, di atas pemandian juga terdapat Museum Geopark Gunung Api Batur yang bisa dikunjungi secara gratis. Jadi pastikan kita punya waktu yang cukup banyak jika berkunjung ke Kintamani.
Jika kita bisa memnyempatkan diri untuk bermalam di penginapan di sekitar pemandian, kita juga bisa memesan paket untuk trekking dan hunting sunrise di Gunung Batur. Untuk wisatawan dalam negeri kita hanya perlu membayar Rp.400.000, per lima orang dalam satu rombongan. I will definately try it the next time i come to Kintamani.

Dalam perjalanan pulang ke daerah Seminyak, saya juga melalui Pura Gunung kawi dan Goa Gajah yang mencuri perhatian untuk disinggahi. Belum lagi terasering Tegalalang dan kedai-kedai kopi serta souvenir di sepanjang jalan. Bali tak pernah kehabisan alasan untuk tak disinggahi lagi dan lagi. Jadi, kapan kita sama-sama ke Bali?